Pages

Monday, January 6

mari kita menulis

“Mari kita menulis, melukis. Kisah kamu, kisah kasih kamu.” Jerit hati, sambil menarik tangan yang ogah-ogahan.
“Untuk apa?” balas pikiran sinis. “belum capek? Kamu mau sekali lagi diterpa, diserbu, hal-hal tentangnya bagai godam tanpa ampun. Kuburkanlah lara, leburlah.”

            Juli datang lagi, intensitas hujan semakin berkurang. Aku pikir hujan akan terus mengguyur sepanjang tahun. Aku salah.
Juli pertama tanpa kamu.
Di bulan Juli ini hati dan pikiran rasanya masih belum bisa akur. Hati masih menekuri luka, sementara pikiran sudah siap terbuka.
Tapi aku punya keputusan sendiri. Yang mungkin memaksa hati, dan tidak dapat dimengerti pikiran. Aku akan meninggalkan kenangan.  Karena selama di bulan Juli aku terlalu menunggalkan kamu, yang nyatanya menanggalkan aku diluar sana.
“tapi kenapa? Dulu kamu pernah bahagia bersamanya? Pernah bersandar di lengkungan senyumnya.”
“mungkin dulu kamu memang yang terlalu buta, maka sekarang kamu selalu berduka. Selalu memikirkan rindu, tetapi hanya sendu yang hadir. Dungu.”

            Aku tersenyum miris, paling tidak kali ini pikiran dan hati sudah akur.

1 comment: