Pages

Monday, January 6

untitled

Kali ini aku bangun dengan perasaan aneh. Hampir menyerupai perasaan kosong dan hampa. Tanpa ada yang benar benar bisa kujelaskan. Aku memulai hari dengan biasa, walaupun dengan perasaan yang sangat ganjil dibanding biasanya. Aneh.
Dan kau datang lagi, menjemputku. Kau mengucapkan kata cinta, di selingi kecupan manis di dahi. Aku membalasnya. Tapi entah, ada yang hilang. Biasanya aku mampu menjelaskan perbedaannya. Bahwa ketika kita sama-sama mengatakan kata cinta, yang aku tahu bedanya denganmu adalah aku tidak berbohong.
Tapi tidak kali ini. kata-kata itu terlalu munafik. Seperti perasaan yang seharusnya kau rasakan, tetapi tidak kau rasakan. Seperti ketika kau terlambat tes, dan kau seharusnya takut atau cemas. Tetapi tidak merasakan itu. peraasaan yang tertinggal hanya setipis kertas. Lalu hilang. Tidak jelas.
Yang aku tahu mulutku berbicara, tetapi tidak yang lain. Dan aku hanya bisa bungkam. Aku terlalu pengecut untuk mengatakan ini secara langsung padamu. Menyedihkan. Aku tidak mampu menghadapi kau yang salah paham. Kau yang hancur. Dan kau yang akan menyalahkan keadaan.
Entah kenapa perasaan yang ringan itu justru membuatku merasakan seperti hatiku terganjal batu. Aku menatapmu. Tatapanmu masih sama. Kata-katamu masih sama. Harum tubuhmu juga masih sama. Lalu apa yang berubah? Apa aku? Apa kau?
“can we love someone just as much as the first time, if they have changed.”
Kau menanyakan ada apa, apa aku sakit, apa aku sedang sedih. Tetapi aku tidak mampu menjawab. Apa yang bisa kusampaikan padamu? Aku tidak mampu menyampaikannya. Setelah sekian tahun bersama, sekian canda dan amarah yang bersama kita. Mampukah aku mengatakan aku tidak merasakan yang sama lagi? mampukah aku mengatakan aku merasakan ruang kosong yang tak terisi bersamamu? Mampukah aku berkata langsung kepadanya bahwa aku keluar dari laga ini? tegakah aku?
Setelah sekian lama kupupuk kepercayaannya. Kutepis cabang-cabang liar yang menyakitkan ‘kita’. Kemudian begitu saja melepaskan apa yang kita rawat bersama-sama. Aku memang tidak mampu. Tidak mampu menyakitimu. Tetapi itu berarti menyakitiku.
Aku tidak sanggup menyakitimu bukan berarti aku masih mencintaimu. Aku tidak mencintai orang lain, juga bukan berarti aku masih mencintaimu. Beberapa hal memang terlalu menyakitkan untuk dijelaskan secara gamblang.
Kau telah menjagaku selama ini. maka kini giliranku menjagamu.

“if it hurts you so much, how can it possibly be the right thing for you?”-Eclipse

No comments:

Post a Comment