halo, apa kabarmu?
maaf terkesan bertele-tele. SKIP!
tetapi sungguh, aku bertanya-tanya apa kabarmu. hingga detik ini, hingga sepucuk kertas lusuh ini sampai di tanganmu. aku masih sangat-sangat mengharapkan balasanmu. hanya untuk mengetahui bagaimana kabarmu. kamu yang dulu pernah menjadi malaikatku. bukan hanya dulu, sejujurnya masih. hingga sekarang pun masih. maaf ya mengganggumu dengan surat ini. mungkin kamu sedang berada di kamar mendengarkan alunan musik maroon 5 sambil mengernyitkan dahi menerima surat ini. kamu masih suka maroon 5 kan? masih ingatkah kita berlari di bawah hujan menuju rumahmu hanya untuk mengambil CD maroon5 yang tertinggal? ah masa-masa bahagia itu. dimana aku bisa memandangmu, menyentuhmu, dan menjalani hari-hari bersama dirimu. bersama senyum itu. ya! senyum itu. yang paling aku rindukan. apakah disana ada yang bisa membuatmu tersenyum begitu lebar seperti dulu?
hari-minggu-bulan-tahun. tak terasa sudah berganti. kulalui semua tanpa dirimu.
dan hari ini.
hari ini satu hari lagi. ya, satu hari lagi tanpa senyum manismu dengan gigimu yang gingsul memberi sentuhan khas di senyummu. satu hari lagi tanpa rambutmu yang lurus indah alami tanpa bantuan gel. satu hari lagi tanpa tanganmu yang besar, yang dulu selalu menggenggamku. Satu hari lagi tanpa suaramu yang berat dan lantang. satu hari lagi tanpa hembusan nafasmu yang hangat. satu hari lagi tanpa kebiasaan-kebiasaanmu.
ya, satu hari lagi tanpa kamu. seharusnya aku bisa. seharusnya lebih mudah. tetapi kenapa tidak? kenapa justru sebaliknya? kenapa sayang jika aku boleh memanggilmu begitu lagi?
kenapa ketidakhadiran memperdalam cinta?
rindu. begitu mereka menyebutnya. tapi sayang, jika saja kamu tau bahwa yang kurasakan ini lebih dari sekedar rindu. ini.. andai saja aku bisa menemukan kata yang tepat. aku merindukanmu seperti aku merindukan sungai yang mengalir selama musim dingin. aku merindukanmu seperti aku merindukan hujan di musim panas. dan aku merindukanmu seperti pecandu. kaulah canduku. kaulah kebutuhanku.
tolong, jangan anggap ini hanya gurauan belaka. karena aku benar-benar merindukanmu ada disini. aku berharap kau kembali pulang. berjanjilah kau akan segera pulang. aku mohon jangan siksa aku dengan hasratku untuk bertemu denganmu lebih lama lagi. pulanglah dengan kebiasan burukmu, dengan caramu membuatku merasa berarti. dengan segala yang ada didirimu. kembalilah sayang.
tertanda, aku yang merindukanmu
maaf terkesan bertele-tele. SKIP!
tetapi sungguh, aku bertanya-tanya apa kabarmu. hingga detik ini, hingga sepucuk kertas lusuh ini sampai di tanganmu. aku masih sangat-sangat mengharapkan balasanmu. hanya untuk mengetahui bagaimana kabarmu. kamu yang dulu pernah menjadi malaikatku. bukan hanya dulu, sejujurnya masih. hingga sekarang pun masih. maaf ya mengganggumu dengan surat ini. mungkin kamu sedang berada di kamar mendengarkan alunan musik maroon 5 sambil mengernyitkan dahi menerima surat ini. kamu masih suka maroon 5 kan? masih ingatkah kita berlari di bawah hujan menuju rumahmu hanya untuk mengambil CD maroon5 yang tertinggal? ah masa-masa bahagia itu. dimana aku bisa memandangmu, menyentuhmu, dan menjalani hari-hari bersama dirimu. bersama senyum itu. ya! senyum itu. yang paling aku rindukan. apakah disana ada yang bisa membuatmu tersenyum begitu lebar seperti dulu?
hari-minggu-bulan-tahun. tak terasa sudah berganti. kulalui semua tanpa dirimu.
dan hari ini.
hari ini satu hari lagi. ya, satu hari lagi tanpa senyum manismu dengan gigimu yang gingsul memberi sentuhan khas di senyummu. satu hari lagi tanpa rambutmu yang lurus indah alami tanpa bantuan gel. satu hari lagi tanpa tanganmu yang besar, yang dulu selalu menggenggamku. Satu hari lagi tanpa suaramu yang berat dan lantang. satu hari lagi tanpa hembusan nafasmu yang hangat. satu hari lagi tanpa kebiasaan-kebiasaanmu.
ya, satu hari lagi tanpa kamu. seharusnya aku bisa. seharusnya lebih mudah. tetapi kenapa tidak? kenapa justru sebaliknya? kenapa sayang jika aku boleh memanggilmu begitu lagi?
kenapa ketidakhadiran memperdalam cinta?
rindu. begitu mereka menyebutnya. tapi sayang, jika saja kamu tau bahwa yang kurasakan ini lebih dari sekedar rindu. ini.. andai saja aku bisa menemukan kata yang tepat. aku merindukanmu seperti aku merindukan sungai yang mengalir selama musim dingin. aku merindukanmu seperti aku merindukan hujan di musim panas. dan aku merindukanmu seperti pecandu. kaulah canduku. kaulah kebutuhanku.
tolong, jangan anggap ini hanya gurauan belaka. karena aku benar-benar merindukanmu ada disini. aku berharap kau kembali pulang. berjanjilah kau akan segera pulang. aku mohon jangan siksa aku dengan hasratku untuk bertemu denganmu lebih lama lagi. pulanglah dengan kebiasan burukmu, dengan caramu membuatku merasa berarti. dengan segala yang ada didirimu. kembalilah sayang.
tertanda, aku yang merindukanmu
No comments:
Post a Comment