Weekend J
Malam minggu
kemarein. Disaat anak-anak lain sibuk pergi dengan temannya, aku dan beberapa
siswa Don Bosko kelas XI lainnya mengikuti weekend di sekolah. Dan parahnya,
aku datang tanpa membawa tikar ataupun selimut -___- tapi itu masalah nanti.
Sore itu Adit
menunggu di depan rumahku. Ia sudah siap di atas motornya. Aku harus memaksanya
untuk tinggal karena harus menunggu mamah yang tak kunjung pulang. Mama akan
marah besar bila tahu aku pergi tanpa pamit. Aku sudah menyiapkan tikar
sebelumnya. Tetapi melihat Adit yang datang tanpa membawa apa-apa berhasil
membuatku membatalkan niatku membawa tikar empukku. Mama pun datang, setelah
selesai dengan ceramahnya mama membiarkanku pergi.
Beruntung karena
di KFC akpol dekat sekolah anak-anak sudah menanti. Ada Kecoz(Riky),
Plengeh(Rizky), Irung(Nicko), Elang, Alex. Sebenarnya Kecoz dan Nicko gak ikut
acara weekend. Ketika sedang asyik berbincang Alex menerima telepon. Ia berkata
bahwa itu dari Pak Ernanda, sedikit tidak percaya. Tentu saja. Tak lama kemudian,
handphoneku bergetar. ‘Hanna’. Segera kuangkat. “Halo, beb. Kamu dimana?”.
“Sama anak-anak di KFC akpol. Kenapa?”. “Cepetan kesini. sudah pada disuru
kumpul ini.” Hanna mengingatkanku. “Bentar, beb. Bilangnya aku belum berangkat
ya.”. “Oh, yaudah. Bye.” Phone call ended.
“Siapa din?”
tanya Alex. “cuman Hanna.” Bilang apa?” tanya yang lain. Aku lupa siapa.”Cuman
ngingetin aja. Udah pada kumpul katanya.” Tak lama kemudian Duta datang. Ia
menaruh tas, dan masuk untuk memesan makanan. “Cepet amat makannya?”kataku.
“Laper, din.” Jawabnya singkat. Pas Duta pergi cuci tangan Plengeh bilang
“Jane, kuwi gak ngeleh din. Doyan.(sebenarnya itu bukan laper, din. Seneng.)”
Setelah itu, kami masih nongkrong. Hujan turun sebentar. Refa juga datang, tapi
tidak bergabung. Masih pake seragam Refa -_- “ayo, Fa. Entaran aja. Bareng
kita.” Kami berusaha membujuk Refa. Tapi apa daya, oh. Semua keputusan ada di
tangan Refa. Dan keputusannya sudah bulat. Oh nooooo !-abaikan,skip-. Refa
memutuskan untuk pergi duluan. Seperti kata bondan Prakoso, kami cuman bisa
bilang ‘yasudahlah~’
Antiklimaks.
Gelap turun. Kami
memutuskan untuk berangkat sekarang. Yah, sudah sangat telat tentu saja. Rokok
milik anak-anak dimasukkan ke tas milikku. Biar aman tentu saja. Aku, Adit, dan
Duta masuk bareng. Yang lain? Gak tau deh. Kami masuk ke sekolah. Awalnya
umpetan berusaha lewat lapangan. Tapi anak-anak yang lain pada masuk lewat
depan. Yah, kita akhirnya menyerahkan diri. Gak enak juga dilihat guru secara
aku cewek sendiri. Untungnya tidak ada yang mempersalahkan. Terima kasih kepada
R. A. Kartini dan segala hal yang Ia perjuangkan tentang emansipasi. Untuk
menghargai jasanya mari kita heningkan diri sejenak.Mulai.Selesai.;_;
Setelah menaruh
tas, aku di bagian cewek dan yang lain di kelas cowo aku hendak segera masuk ke
kelas tempat acara dimulai. Untung semua yang ikut anak Social jadi bisa masuk
bareng. Sayangnya, anak-anak pada ngeles mau ke toilet. Gak mungkin juga kan
Adin ikut masuk. Cewe sendiri. Akhirnya Adin ngajak-bisa dibilang mekso- Duta
buat masuk barengan. Yang lain menyusul setelahnya. Ye sesi pertama aktifitas
ketiga. Pintarnya saya mengatur waktu. Terlambat dan langsung masuk dengan tak
tahu malu. Seperti di rumah sendiri. Haha. Tipikal anak Don Bosko yang selalu
terlambat. Singkat kata, gerombolan yang lain masuk. Tentu saja sangat menarik
perhatian. Maaf ya mbak aka ibuk yang nerangin berkali-kali di potong iklan
kami anak-anak durhaka yang tidak menghargai waktu dan telat tanpa mengenal
daratan.
Dan, bukan ini
saja interupsi nya. Masih ada sekali lagi iklan yang hendak lewat. Yaaak! Dari
Refa, Beruntung dia udah ganti baju lengan panjang. Item garis merah atau merah
garis item saya lupa. Paling engga dia –kelihatan-sudah mandi kan, dibanding
masih pake seragam hari Sabtu? Sesi-sesi lain berlanjut. Hingga jam 11, dimana
kami semua disuru masuk ke kelas. Anak cewek di kelas 12 IPS 3 dan anak cowo di
kelas 12 IPS 1. Sudah kuduga ada sesuatu mengapa kelas 12 IPS 2 dipilih sebagai
kelas untuk salah satu sesi. Hmm, sudah terduga. Ha Ha !
Beberapa anak
tertidur dengan sangat mudahnya. Bisa terlihat jelas mereka sama sekali bukan mahluk
nokturnal. Terberkatilah mereka. Terberkatilah juga Nindya yang memutuskan
untuk membawa notebook dan modemnya. Tanpanya mungkin Rika sudah tertidur
duluan gak nemenin gue :* mwaaach *ciumjauhbasahpelukerat*
Semakin larut dan
semua sudah tertidur, kecuali aku yang sama sekali tidak bisa. Rika sibuk
online. Terima kasih, terima kasih, terima kasih. Tanpa modem mungkin Rika
sudah bosan dan masuk tenggelam dalam alam mimpinya. Pak Rono senantiasa
menanti di depan kelasku. Aarrrwgh t(-_-t)
Akhirnya pergi
juga Pak Rono. Adin dan Rika memutuskan untuk menyelinap ke kelas IPS 1. Disana
banyak yang belum tidur. Ada Alex, Duta, Angga, Leo. Ondic langsung bangun.
Gantian Duta yang beranjak tidur. Langsung deh ambil spot di meja pojok bareng
sama Adit yang udah bobok dari tadi. Yang lain mah udah tidur
-_______________________-
Antiklimaks
Kita disitu sampe
jam setenga 4. Ribut lah disana. A es ye i ka.
Maaf ya paak, buuk,
aku sama Rika ke situ pun enggak macem-macem kok. Cuman efek samping dari
kesuwungan tingkat akut yang biasa melanda remaja sekarang.wkwkk =))
Sampe jam
setengah 4 Adin ngajak Rika buat balik ke kamar kelas 12IPS3. Yaaah L padahal sebenernya masih pengen disitu.
Bobok yang nyenyak ya teman-temanku. Balik bobok deh jam 4an. Jam 5 pagi
bangun. Jam setengah enam pagi aku udah sampe di depan pintu rumah. Sampe kamar
bobok lagi sampe siaaang. Ternyata pas aku tidur sepupuku dateng. Wajahku di
uyek-uyek -_- dan aku gak sadar wk
Lanjutnya males
nyeritainnya udah gak ada yang seruu :p
No comments:
Post a Comment